Minggu, 28 Februari 2010

tugas softskill

Tega, Bayi Dibuang ke Dalam Sumur

Minggu, 28 Februari 2010 - 15:00 wib
Marieska Harya Virdhani - Okezone
DEPOK - Warga RT002/RW10 Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok dikejutkan dengan penemuan mayat bayi di dalam sumur sedalam tiga meter. Mayat bayi laki-laki berusia satu minggu itu diduga dibuang oleh orangtuanya.


Kejadian berawal saat seorang pelajar SD kelas 5, Riski Suhendar bin Suarna (13) hendak memancing ikan di empang dekat sumur milik warga yang sudah tidak terpakai.

Tiba-tiba saja, kepala Riski tak tahan untuk melongok ke dalam sumur, di mana terdapat kain putih yang dililit di dalam sumur.

Riski langsung memanggil warga dan ketua RT setempat. Setelah itu salah satu warga langsung mengambil buntalan kain putih tersebut yang ternyata adalah mayat bayi lelaki yang sudah bengkak.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.00 WIB di sumur milik Heri. Kapolsek Cimanggis, AKP Dede Yudi mengatakan, hingga saat ini masih menyelidiki kasus tersebut dan melacak keberadaan orangtua yang tega membuang bayi malang tersebut ke dalam sumur.

“Masih kita pelajari, kita dalami dan akan kita kejar pelakunya,” ujarnya kepada okezone, Minggu (28/2/2010).

Hingga kini ratusan warga masih berkerumun di lokasi kejadian. Sementara jenazah bayi sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk dilakukan autopsi.

Dana Century Tidak ke Demokrat dan Presiden
Sabtu, 27 Februari 2010 | 14:22 WIB

SAMARINDA, KOMPAS — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Michael Wattimena, menyatakan, dana penyelamatan Bank Century tidak mengalir ke Partai Demokrat maupun ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

"Sesuai investigasi Badan Pemeriksa Keuangan dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, tidak terbukti adanya aliran dana mengalir kepada Partai Demokrat atau ke pasangan Presiden dan Wakil Presiden," kata Wattimena kepada pers seusai menghadiri deklarasi Pemuda Demokrat Indonesia Bersatu di pelataran Gedung Olahraga Segiri, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (27/2/2010).

Dengan demikian, lanjut Wattimena, kasus Century tidak perlu lagi dipersoalkan. Awalnya pembentukan Panitia Khusus Bank Century karena masyarakat ingin tahu apakah aliran dana itu masuk ke Partai Demokrat atau pasangan calon presiden dan wakil presiden. "Ternyata, hal itu tidak terbukti," katanya mengklaim.

Namun, adanya partai politik yang berbeda pandangan terkait kasus Bank Century, lanjut Wattimena, merupakan hal yang wajar. Itu bukan sesuatu yang luar biasa. "Wajar kalau ada oposisi yang tidak sejalan dengan Partai Demokrat," katanya yang juga anggota Pansus Bank Century dari Partai Demokrat.

Meski demikian, Partai Demokrat berharap partai-partai koalisi yang berseberangan pendapat terkait kasus Century bisa mengubah sikap. Yang dimaksud ialah Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Golongan Karya.

Hendaknya bisa berubah satu atau dua hari ke depan. "Sebabnya, paripurna pernyataan sikap terkait kasus Century dilaksanakan tanggal 2 Maret ini," kata Wattimena. (BRO)


Keledai dan Garam Muatannya

Aesop



Keledai dan keranjang sponsSeorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.

Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.

Tugas softskill

Version:1.0 StartHTML:0000000168 EndHTML:0000012431 StartFragment:0000000471 EndFragment:0000012414

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR


Bahasa indonesia yang baik dan benar adalah bahasa indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni,sesuai dengan lawan bicara,tempat pembicaraan,sdan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa indonesia (seperti : sesuai dengan kaidah ejaan,pungtuasi,istilah dan tata bahasa)

Dalam era globalisasi ini hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku

sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam

situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda,

1997 : 30).

Bahasa baku itu adalah bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau ditetapkan, diterima dan difungsikan sebagai model oleh masyarakat secara luas. Di dalam pengertian bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsikan sebagai model.


CONTOH : 1.Tolong, potokopykan ijasah ini rangkap lima

menjadi......

Tolong, fotocopykan ijazah ini rangkap lima

2.Memang kebangetan itu anak belum mandi sudah makan gado-gado...

menjadi..........

Memang keterlaluan itu anak belum mandi sudah makan gado-gado




FUNGSI BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI


Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia di bagi menjadi 5 fungsi;


1.Ekspresif
Contohnya;mampumenggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.

2.Komunikasi
Contohnya; sebagai alat berinteraksi atau hubungan antara dua manusia dan sehingga pesan yang dikmaksudkan dapat dimengerti.

3.Kontrolsosial
contohnya; tulisan “dilarang merokok” bahasa tersebut berfungsi sebagai pengatur atau pengontrol

4.Adaptasi
Contohnya;bila kita berada di wilayah atau daerah yang asing atau diluar ibu kota, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia tersebut sebagai alat untuk adaptasi dengan lingkungan baru tersebut.

5.Integrasi/pemersatu
Contohnya;bahasa-bahasa yang berbeda atau beraneka ragam dan dipersatukan oleh bahasa Nasional yang dapat dipakai di seluruh Indonesia yang menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.







Contoh bahasa sebagai alat komunikasi :


Mengutamakan gagasan, doktrin atau ideologi sebagai bahan baku dan acuan informasinya.

Dorongan paradigma kedua, bertolak dari pemenuhan kebutuhan masyarakat akan realitas atau fakta sosial. Dengan begitu jurnalisme merefleksikan masyarakat,

dengan mensyaratkan asumsi bahwa informasi yang bernilai adalah fakta yang

berlangsung dalam masyarakat.

Secara kodrati, manusia lebih menginginkan fakta daripada ide atau cita-cita.

Makanya saat bertemu pertama-tama seorang Cina berkata: "Anda SUDAH MAKAN?"

Anglo Saxon: "Bagaimana KEADAAN anda?" atau "Apa yang sedang andaKERJAKAN?"

Melayu: "Apa KABAR?"

Umumnya saat bertemu, manusia menanyakan keadaan/kondisi lawan bicaranya, yang pada dasarnya bersifat faktual. (Walaupun dalam pergaulan sosial sering tidak dimaksudkan untuk mendapatkan fakta sesungguhnya, sebab hanya berupa

bagian tata-krama). Tetapi tidak lazim untuk menanyakan: "Ada gagasan?" atau "Apa yang kamu inginkan?". Kecuali mungkin orang Timur Tengah: "Semoga anda selamat/Assalamualaikum." Ini lebih bersifat doa atau pengharapan.

Kecenderungan semacam ini dalam pergaulan sosial mungkin dapat juga ditemukan dalam bangsa atau

ras lainnya. Seperti halnya orang Batak dalam pergaulan sosial dalam menyapa awal dengan "Horas" yang artinya mencakup selamat, sejahtera, atau mulia.







Tetapi motif untuk mendapatkan fakta agaknya lebih bersifat universal, walaupun jenis fakta yang diinginkan agaknya akan berbeda sesuai dengan budaya komunitas. Dari mulai pertanyaan "sudah makan", atau "keadaan" / "kerjakan", sampai

"kabar" yang menjadi bagian dalam pergaulan sosial, memiliki penekanan yang

berbeda, tetapi sama mengacu pada esensi yang sama. Ingin mengetahui hal faktual

dari lawan bicara. Masyarakat Indonesia, sebagaimana ras Melayu lainnya, secara luas

mengartikan fakta ini, dalam cakupan "kabar".